Mengenal Gejala Kista Ovarium



Mengenal Gejala Kista Ovarium

            Kista ovarium merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh setiap wanita. Penyakit ini menjadi hal yang sangat menakutkan karena kehadirannya dalam tubuh bisa berkembang menjadi kanker yang dapat mematikan. Pada dasarnya kista ovarium tidak berbahaya, namun jika tidak ditangani dengan tepat akan berkembang menjadi ganas.


 

            Kista ovarium adalah benjolan yang berisi cairan didalam indung telur (ovarium) wanita. Kondisi ini termasuk wajar karena tidak berbahaya dan bisa menghilang dengan sendirinya. Hadirnya kista ini seringkali tidak dikenali oleh sebagian besar wanita karena tidak menimbulkan gejala dan baru meimbulkan gejala ketika sudah berkembang.
Apa Saja Gejala Kista Ovarium ?
            Biasanya sebagian orang tidak menyadari datangnya kista ovarium karena seringkali muncul tanpa gejala. Namun gejala bisa dirasakan ketika kista telah membesar, pecah atau menutupi aliran darah ke ovarium. Berikut ini gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kista ovarium :
  1. Sering buang air kecil.
  2. Nyeri saat buang air besar.
  3. Merasa kelelahan dan pusing.
  4. Perut kembung.
  5. Perubahan siklus menstruasi.
  6. Mual, muntah, atau nyeri payudara seperti yang Anda alami selama kehamilan.
  7. Gangguan pencernaan atau mudah kenyang padahal Anda hanya makan sedikit.
  8. Nyeri panggul saat melakukan hubungan seksual.
  9. Nyeri panggul sebelum menstruasi tiba atau sebelum menstruasi berakhir.
  10. Nyeri panggul yang menyebar sampai ke punggung bawah dan paha.
Lalu, Apa yang Harus dilakukan ?
Periksa ke Dokter
Setelah mengetahui gejalanya dan merasakan salah satu darinya, lebih baik segera konsultasikan ke dokter. Dengan periksa ke dokter dapat dipastikan apakah Anda memiliki kista atau tidak.
Sebelum Anda beranjak dari ruangan dokter, pastikan Anda memahami semua informasi yang telah diberikan. Jangan sungkan untuk bertanya jika ada hal yang masih belum Anda pahami.
Setelah konsultasi dengan dokter, Anda akan menjalani pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan panggul. Pada saat pemeriksaan panggul, dokter akan memeriksa daerah genital, vagina, rongga perut bawah dan juga menggunakan spekulum untuk melihat saluran reproduksi. Jika cukup besar, kista akan terasa saat pemeriksaan ini dilakukan.

Menjalani tes kesehatan            
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat membantu dokter mendiagnosa apakah kista ovarium atau bukan.
Ultrasonografi (USG). Cara ini digunakan untuk mendeteksi kehadiran kista ovarium dan mengetahui ukurannya. Selama pemeriksaan, dokter akan menempatkan alat USG pada perut Anda dan isi rongga perut atau panggul Anda bisa terlihat pada tampilan layar monitor.
Tes darah. Dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani tes darah jika hasil USG menunjukkan bahwa kista yang Anda miliki berbentuk padat atau berisiko tinggi terkena kanker ovarium. Melalui tes ini, dokter akan menguji kadar protein yang sering disebut kanker antigen 125 (CA-125) pada darah Anda. Alasannya karena kadar CA-125 bisa meningkat pada wanita yang menderita kanker ovarium. Namun tidak semua peningkatan CA-125 disebabkan oleh kanker ovarium. Terdapat kemungkinan disebabkan oleh penyakit radang panggul, endometriosis, atau fibroid rahim. Oleh karena itu, kesimpulan seseorang menderita kanker ovarium tidak bisa berdasarkan kadar CA-125nya saja.
Laparoskopi. Melalui sebuah sayatan kecil, dokter akan memasukkan alat laparoskop yaitu selang yang ujungnya dilengkapi lampu dan kamera. Sebelum memulai metode pembedahan ini, Anda akan menjalani proses pembiusan. Dengan laparoskopi, dokter bisa melihat langsung rongga panggul dan organ-organ reproduksi serta ketidaknormalan jika ada.
Tidak semua kista memerlukan penanganan medis. Ada jenis kista yang dikenal sebagai ‘kista fungsional’. Kista fungsional berkaitan dengan siklus menstruasi dan umumnya tidak berbahaya. Kista jenis ini dapat hilang dengan sendirinya dalam dua hingga tiga siklus menstruasi. Dengan pemeriksaan yang lengkap, dokter dapat mencari tahu jenis kista yang Anda alami dan risikonya untuk berkembang menjadi kanker ovarium.
Umumnya, kista akan ditindaklanjuti secara medis jika ukurannya besar, menyebabkan gejala pada penderitanya atau jika dokter merasa kista berisiko bersifat kanker.

Sumber :
Ilmu Kandungan Edisi Ketiga (2006). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTROPOLOGI MASA KINI